Seringkali tamu 'kecilik"( salah mengira ) ketika datang ke MAN 1 Surakarta, ketika bertanya kepada sosok yang mereka temui di lobi depan madrasah atau ruang kantor guru maupun tata usaha. Karena setelah mereka masuk ke ruang kepala madrasah ternyata yang mereka temui adalah sosok yang sama tadi dengan penampilan sahaja dan sederhana tak ubahnya seperti guru kebanyakan di madrasah ini. Ya, itulah memang sosok kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta yang low profile dan tidak membeda-bedakan kelas sosial di dalam bermuamalah sosial.
Tanpa mengurangi martabat beliau sebagai kepala madrasah, bapak dari 4 anak kelahiran Sragen tahun 1955 ini sangat terbuka pada semua bawahannya. Untuk bertemu dengan beliau para guru maupun karyawan di MAN 1 Surakarta tidak harus menunggu biliau duduk di meja kerjanya.
Latar belakang pesantren melekat betul pada kepala sekolah yang mengawali pengabdiannya di dunia pendidikan sebagai dosen honorer di IAIN Walisongo Semarang. Kesederhanaan dan kerendahan hati adalah tipikal umumnya alumni pesantren. Ustadz Agus, demikian beliau sering disapa, adalah alumni Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Kurang lebih 7 tahun beliau menimba ilmu dan kearifan hidup di pondok pesantren phenomenal di Indonesia ini. Tamat dari gontor beliau kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Karir kepegawaian kepala MAN 1 Surakarta yang ke-5 ini diawalai dari kota atlas Semarang, ketika beliau diangkat menjadi guru pada MAN 1 Semarang. Bilau termasuk guru yang disiplin dan berprestasi. Di madrasah aliyah yang terletak di Pedurungan ini karier beliau mulai menunjukkan kemajuannya, dari guru biasa, wakil kepala, guru inti dan penulis soal Bahasa Arab tingkat Provinsi, dan akhirnya mengantarkan beliau menjadi kepala MTsN Kendal. Tidak lama mengabdi di MTsN Kendal beliau ditugaskan di MAN 1 Surakarta.
Penugasan mantan guru Bahasa Arab yang piawai menggoreskan huruf-huruf Arab di atas kanvas ini, tentu bukan suatu kebetulan belaka. Hal ini tentu ada kaitannya dengan latar belakang kepesantrenan beliau mengingat bahwa MAN 1 Surakarta memiliki program khusus yang menyiapkan peserta didiknya menjadi calon ulama yang berwawasan luas.
Bagi bapak kepala yang mendapat gelar master dari UIN Yogjakarta di bidang manajemen pendidikan Islam ini, bertugas di MAN 1 Surakarta merupakan tantangan tersendiri. Secara khusus beliau sangat bangga sekaligus tertantang untuk mempertahankan kemajuan MAPK di tengah-tengah tantangan global yang semakin komplek. Beliau sering memperdengarkan ungkapan khas " MAPK harus tetap eksis ila yaumil qiyamah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar